Monday, July 2, 2012

party with friends in Medan (‾˛‾")ƪ(˘-˘)









































Sahabat sejati adalah dia yang menceritakan keburukanmu didepan hadapanmu, dan kelebihanmu di depan orang lain.... ~(‾▿‾~)

Motivasi dari Bruce Lee







Bruce Lee adalah sosok manusia luar biasa. Ia pemberani, pendobrak, idealis, seniman, otodidak, inovator, juga seseorang yang selalu ingin menyajikan karya yang otentik. Dia telah membuktikan bahwa cara berpikir, sikap mental, karakter, dan semangat juang habis-habisan mampu mengubah dirinya dari anak manusia yang biasa-biasa menjadi legenda yang tidak tergantikan hingga saat ini; walaupun telah meninggal 37 tahun lalu.
Nah, filosofi sukses Bruce Lee bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Agar spiritnya bisa kita pelajari, kita tiru, kita praktikkan, dan kita sesuaikan dengan apa yang kita milik.... :D

Sopo Nandur, Bakal Ngundhuh (Siapa Menanam, Akan Menuai)

Ungkapan dalam bahasa Jawa tersebut berarti, kita akan menanam apa yang kita tuai. Jika kita menanam kebaikan, kita akan mendapatkan balasan kebaikan. Sebaliknya jika yang kita tanam keburukan, kita akan mendapatkan hukuman. Dengan kesadaran pemahaman sopo nandur, bakal ngundhuh tersebut, maka saat kita dapat musibah, ujian, halangan, rintangan, boleh jadi itu semua adalah "jawaban" dari apa yang pernah kita buat. Bahkan, meski kita merasa tak pernah melakukan kesalahan yang pantas "dibayar" dengan ujian tersebut.
Dalam bahasa lain, hal tersebut bisa juga kita pahami sebagai karma. Yakni, amalan apa pun yang kita perbuat akan mendapatkan balasan yang setimpal. Untuk itu, jika mendapatkan karma yang jelek, berusahalah untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan untuk "menghilangkan" keburukan itu. Sebab, sejatinya, tidak ada yang dinamakan dengan baik atau buruk. Semua itu adalah penghakiman dari hasil perbuatan kita sendiri. Hasil baik atau buruk itu sebenarnya secara "otomatis" berjalan sesuai dengan hukum alam.
tabur

Maka, bisa jadi pula, kondisi "akibat" yang kurang baik saat ini adalah "berkah" dari Tuhan untuk menjadi sebab bagi akibat yang lebih baik di masa datang. Begitu juga, saat kita mendapatkan ujian, halangan, atau rintangan saat ini, bisa jadi itu akan memicu orang untuk berbuat lebih banyak kebaikan setelah melalui berbagai ujian dan cobaan. Sehingga dengan keyakinan tersebut, kita justru bisa "bersyukur" saat mendapat musibah.

Pemahaman yang menyeluruh tentang konteks sopo nandur bakal ngundhuh akan membuat mata kita selalu terbuka, bahwa semua yang terjadi pasti berkaitan satu sama lain. Maka, ketika melihat bisnis berjalan kurang baik, perlu mencari sebab dengan mengevaluasi usaha secara keseluruhan. Namun sebaliknya, ketika banyak mendapatkan keberkahan, kita tak lupa pula untuk memperbanyak bersyukur dan tak tenggelam dalam kegembiraan yang berlebih.
Maka dengan pemahaman tersebut, apa yang kita lakukan hari ini, sebaik dan seburuk apa pun, pasti akan jadi "akibat" di kemudian hari. Sehingga, kita akan lebih bijak dalam melakukan apa pun hari ini.

Mendobrak Diri Sendiri

Batasan, kadang hanya kita sendiri yang menciptakan. Karena itu, butuh keberanian, tekad, dan kematangan diri untuk mendobrak dan menciptakan kesuksesan demi kesuksesan sejati! 
 
Setiap kali menghadapi tantangan dan cobaan, sebenarnya kita sedang dipersiapkan untuk menjadi insan luar biasa yang mampu menjadi pemenang-pemenang sejati kehidupan.
Pepatah Tiongkok kuno mengatakan: zi wo tu po (mendobrak diri sendiri)! Maka sebenarnya setiap insan tercipta dengan segala macam potensi untuk mengatasi berbagai halangan & rintangan. Hanya saja, adalah pilihan bagi kita, untuk mau selalu "mendobrak", atau sekadar menerima kondisi kenyamanan yang telah diterima. 

Manusia pada dasarnya punya hawa nafsu yang membuatnya tak pernah puas. Jika dilihat dari sisi positif, sebenarnya sifat tak pernah puas ini justru akan mendorong orang menuju pada target yang selalu diperbarui. Sehingga, selalu ada kekuatan dan "daya dobrak" yang akan mengangkat derajat seseorang menuju pada level lebih tinggi yang terus diperbaiki. Namun sebaliknya, jika ia langsung berpuas diri saat menerima hasil yang telah diraih-kemudian bertahan di zona nyaman tersebut-bisa jadi ia hanya akan jadi "katak dalam tempurung" yang tak tahu dunianya sendiri.

Takut gagal sebelum memulai, takut ditolak sebelum presentasi, takut jatuh sebelum berusaha. Semua itu memang mungkin terjadi. Ketakutan itu memang bisa saja nyata. Tapi, tanpa mencoba, kita tak pernah tahu, ada hal apa di balik ketakutan itu jika berhasil kita terobos.

Karena itu, sebenarnya, keberanian untuk mendobrak diri sendiri harus kita miliki. Sebab, sebagai manusia, kita diberikan berjuta potensi oleh Yang Maha Kuasa. Adalah tanggung jawab kita untuk memilih, potensi apa yang patut kita kedepankan agar mampu meraih prestasi demi prestasi. Atau, kita hanya berhenti pada satu titik dan kemudian menunggu mati. 

Mari, dengan sikap & semangat mendobrak diri, kita maksimalkan segala potensi untuk mencapai prestasi! Untuk itu, kita harus mau membayar lebih. Dengan berjuang lebih keras, bekerja lebih giat, berkarya lebih rajin pada titik di mana kita memiliki kemampuan. Berbekal kemauan kuat dan kekayaan mental, kita wujudkan rasa syukur atas karunia Tuhan, dengan memaksimalkan segala potensi yang telah diberikan-Nya. Sehingga, dengan semangat tersebut, saat sukses diraih, akan segera disusul sukses lain yang lebih tinggi. Begitu seterusnya hingga batasan itu berhenti pada titik ajal, sehingga kita bisa meninggalkan dunia ini dengan penuh arti. 

Salam Sukses Luar Biasa!  

Friday, June 8, 2012

Pelajar 16 Tahun Ini Pecahkan Misteri Zaman Newton

Shourryya Ray, pelajar 16 tahun dari Jerman, memecahkan masalah matematika yang menjadi teka-teki para matematikawan sejak zaman Isaac Newton, lebih dari 350 tahun lalu.

Ray memenangi penghargaan riset dan didapuk sebagai anak jenius setelah menyelesaikan dua masalah dalam teori partikel dinamis. Sebelumnya, para fisikawan hanya dapat mengira-ngira jawabannya dengan menggunakan berbagai program komputer.

Solusi yang ditawarkan remaja ini memungkinkan perhitungan tepat untuk lintasan dalam pengaruh gravitasi dan mendapatkan hambatan udara. Dengan kata lain, kita dapat mengalkulasi lintasan sebuah subjek yang terbang. Solusi ini juga dapat memprediksikan bagaimana objek tersebut akan menyentuh dan memantul dari penghalang. Kedua pertanyaan ini pertama kali muncul pada abad ke-17 dan 19.

Ray pertama kali mengetahui masalah tersebut ketika mengunjungi Universitas Teknik di Dresden. Di sana, para siswa mendapatkan data mentah untuk mengevaluasi lintasan bola yang dilemparkan. Metode yang saat ini digunakan belum dapat menentukan hasil yang pasti. Ray pun menyibukkan diri dalam riset untuk mencari solusi yang paling tepat.

Ray mengaku, keingintahuan dan kepolosan anak sekolah mendorongnya untuk tidak percaya bahwa masalah tersebut tidak dapat dipecahkan. "Saya bertanya pada diri sendiri, 'Mengapa hal ini tidak dapat berhasil?'" kata Ray kepada surat kabar German Die Welt, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (29/5/2012).

Selama bertahun-tahun, Ray menikmati "keindahan" matematika. Empat tahun lalu dia pindah dari Calcutta, India, ke Dresden, Jerman, tanpa menguasai satu kata pun dalam bahasa Jerman. Saat ini, dia bersiap mengikuti ujian sekolah, dua tahun lebih awal dari teman sebayanya. 

Ray mulai memecahkan berbagai masalah kompleks ketika usianya baru enam tahun. Dengan santun, Ray menolak disebut jenius. Dia malah berharap dapat lebih baik dalam berbagai bidang di sekolah, misalnya olahraga. Ray sedang memilih antara matematika atau fisika sebagai program studinya di kampus.

Monday, April 30, 2012

Kevin Winata Wong

Kevin Winata (lahir tahun 1991) adalah peraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Internasional 2008 dan Olimpiade Fisika Asia 2008.

Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Wong Tjan Fie dan Oen Lilianawati ini berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional (nama resmi: International Physics Olympiad atau IPhO) ke-39 di Hanoi, Vietnam pada 20-29 Juli 2008. Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) berhasil memperoleh 2 medali emas dari Kevin Winata (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta) dan Rudy Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan), 2 medali perak dari Thomas Aquinas Nugraha Budi (SMAN 78 Jakarta) dan Adam Badra Cahaya (SMAN 1 Jember), serta 1 medali perunggu dari Tyas Kokasih (SMA Taruna Nusantara Magelang).

Dalam kompetisi internasional yang diikuti oleh 376 peserta dari 82 negara tersebut, Kevin membawa Indonesia ke peringkat kedua setelah China dengan perolehan skor 40,73. Kevin nyaris meraih penghargaan "The Best Experiment" dengan skor eksperimen 19,75 dari skor maksimum 20.
Sebelumnya, Kevin Winata juga berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Asia (nama resmi: Asian Physics Olympiad atau APhO) ke-9 di Ulaanbaatar, Mongolia pada 20-28 April 2008. Indonesia berhasil menyabet 3 medali emas, 1 perak, 1 perunggu, dan 4 honorable mention. Medali emas diperoleh Kevin Winata (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Rudy Handoko Tanin (SMA Sutomo 1 Medan), dan Adam Badra Cahaya (SMAN 1 Jember). Medali perak diperoleh Thomas Aquinas Nugraha Budi (SMAN 78 Jakarta) dan medali perunggu diperoleh Tyas Kokasih (SMA Taruna Nusantara Magelang). Dalam kompetisi yang diikuti oleh 18 negara tersebut, Indonesia berhasil menempati peringkat dua dan juara satu direbut oleh China dengan perolehan 8 medali emas

.

Memahami Pentingnya Asuransi Perjalanan: Perlindungan Tak Tertandingi untuk Petualangan Anda

Ketika berbicara tentang petualangan dan perjalanan, tidak ada yang dapat menggantikan kegembiraan dan kepuasan menjelajahi dunia yang luas....