Wednesday, December 28, 2011

Kevin Soedyatmiko, Boy Wonder Of South Jakarta ^^

Kevin Soedyatmiko, 15 tahun, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Atas 12 Klender Jakarta Timur menyabet medali emas di International Zhautykov Olympiad yang berlangsung di Almaty, Kazakhstan, 20 Januari lalu.

"Lombanya untuk siswa kelas 3 SMA," ujarnya saat ditemui wartawan sekolahnya, Sabtu (7/2). Selama dua hari, Kevin bertarung dan menyisihkan 89 peserta dari 16 negara dengan menyelesaikan soal-soal teori dan eksperimen.

Penghargaan internasional bukan barang baru bagi Kevin. Sejak masih duduk di kelas V Sekolah Dasar Negeri Penabur Kelapa Gading bakat bocah ber-IQ 154 terpantau oleh fisikawan Yohanes Surya yang kemudian mengikutsertakan Kevin dalam pelatihannya, Tim Olimpiade Fisika Indonesia.

Saat masih di kelas VI Museum Rekor Indonesia mencatatnya sebagai orang Indonesia termuda yang menyabet juara olimpiade internasional, setelah Kevin menjadi jawara di olimpiade matematika internasional di Bangkok, Thailand.

Menurut Kevin, sejak kecil dia sudah menyenangi hitung-hitungan. Menghadapi kejuaraan, gairahnya semakin menggebu. "Karena beda dengan soal-soal di sekolah," ujar pemegang sabuk hitam tae kwon do ini.

Dengan berbagai penghargaan dan ilmu pengetahuan serta ilmu bela diri yang dimiliki oleh Kevin Soedyatmiko maka layak juga bocah berumur 15 tahun ini disebut sebagai anak ajaib :) saat ini Kevin menempuh kuliah di MIT ^^

Tuesday, December 27, 2011

Kuriakin Zeng, Mahasiswa Indonesia yang Berhasil Meraih Beasiswa di Harvard ^^

Untuk pertama kalinya, seorang pelajar Indonesia berhasil masuk ke Harvard University, Massachussets, Amerika Serikat. Selain itu, ia juga mendapat beasiswa untuk dapat membiayai kuliahnya di Harvard. Dia adalah Kuriakin Zeng, mahasiswa Singapore Polytechnic, Singapura.
Tentu saja tidak mudah bagi orang biasa untuk bisa masuk ke Harvard, dan juga mendapat beasiswa. Namun Kuriakin bukanlah mahasiswa sembarangan. Ia tercatat sebagai mahasiswa pertama di Singapore Polytechnic yang meraih nilai sempurna di 33 mata pelajaran yang diikutinya, diantaranya adalah elektronika, teknik komunikasi dan juga teknik komputer. Atas prestasinya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Lee Kuan Yew. Penghargaan tersebut diberikan kepada lulusan terbaik dari Singapore Polytechnic.
Lelaki kelahiran 25 tahun lalu, tepatnya 24 Desember 1985 ini berasal dari keluarga sederhana di Tanjungpinang, pulau Bintan. Ayahnya merupakan seorang mekanik, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Pada saat ia menduduki bangku SMA, prestasinya bisa dibilang biasa” saja. Ia bahkan sempat terpuruk pada saat Ujian Nasional.

Mengenai kegagalannya tersebut, ia sempat berkata:


“Saya adalah kapten tim basket sekolah waktu itu dan sering mengabaikan pelajaran. Saya melihat bagaimana orang tua saya kecewa. Dalam tahun itu juga, ayah saya terluka dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya dan sampai sekarang saya percaya saya yang menyebabkannya. Dia terganggu karena dia tertekan oleh hasil sekolah saya yang buruk. “
Untuk menebus kegagalannya, sekaligus untuk membuat orang tuanya bangga, ia mengikuti ujian persamaan tingkat GCE-O level di Singapura dan mencetak tujuh poin.


Di Polytechnic Singapore, ia berhasil meraih banyak prestasi, antara lain The Institution of Engineers Singapore Prize, Alfred Robert Edis Prize, Shell Merit Award. Selain itu, dia bersama teman-temannya membuat sebuah tim yang terdiri dari robot dengan tinggi 1,3 meter. Tim robot tersebut berhasil meraih juara kedua dalam 2010 RoboCup Soccer Humanoid Adult-Size Category.
Pada tahun 2010, ia diterima di Harvard di jurusan liberal arts and sciences. Ia juga mendapat beasiswa dari Ivy League University.
Mengenai keberhasilan yang sudah diraihnya ini, ia berkata:
“Saya senang saya tidak menyerah ketika saya tidak melakukan dengan baik dalam ujian saya sewaktu SMA. Jika saya menyerah, saya tidak akan mampu mengejar mimpi saya sekarang.”

Monday, September 26, 2011

Pemenang Nobel Fisika : Murid yang bandel

Ini adalah cerita tentang kejadian berpuluh-puluh tahun yang silam di daratan Eropa. Kisah ini bercerita tentang Millboard, satu-satunya pemenang hadiah Nobel Fisika dari Denmark.

Pada saat ujian fisika, ada sebuah pertanyaan dari seorang dosen. Pertanyaan tersebut adalah "Bagaimana menentukan tinggi sebuah gedung 35 lantai dengan menggunakan barometer. Pertanyaan ini sebenarnya relatif mudah.


Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat bandel. Dia menjawab, "Kita menggunakan benang yang diikatkan pada ujung barometer tersebut, lalu kita turunkan dari lantai 35 sampai menyentuh tanah. Kita berikan tanda pada benangnya, kemudian kita tarik lagi ke atas dan diukur berapa meter panjang benang tersebut. Lalu ditambah 35 cm (panjang barometer). 

Maka kita akan tahu berapa tinggi gedung tersebut."
Dosenya sangat marah mendengar jawaban tersebut. Karena selain bandel, si guru juga sangat membencinya. Akhirnya si guru tersebut tidak meluluskan ujian nya. Si murid pun mengajukan keberatan kepada dewan sekolah untuk meninjau angka ujiannya. Di hadapan dewan, murid tersebut menjelaskan jawaban ujiannya.
Singkatnya, pada saat itu karena gurunya tahu bahwa anak ini pintar, maka dilakukanlah ujian ulang. Dipanggillah empat dosen paling senior untuk menguji murid ini.

Besoknya ketika ujian berlangsung, empat dosen tersebut hanya memberikan waktu 10 menit untuk menjawab pertanyaan semua soal ujian. Dengan secarik kertas, dia mencorat-coret, menggambar bintang, bulan, dan sebagainya.

Empat dosen ini mulai marah karena pada menit yang kedelapan dia belum juga memberikan jawaban apapun.
Sampai akhirnya dosen-dosen tersebut bertanya, "Sebenarnya kau bisa menjawab tidak?"
Si murid menjawab, "Saya sebenarnya mempunyai banyak jawaban tetapi saya bingung, saya harus memberikan jawaban yang mana".

"Pertama, saya bisa saja melihat sinar matahari pada pukul 09.00. Gedung tersebut pasti mempunyai bayangan. Kita ukur bayangan tersebut. Kalau misalnya bayangan tersebut panjangnya 150 m, lalu saya akan mengambil barometer dan dikenakan ke matahari. Saya juga akan tahu berapa panjang bayangan barometer tersebut. Kalau panjang barometer tersebut 50 cm, maka dengan perbandingan sederhana saya bisa tahu tinggi gedung tersebut.

"Kedua, saya bisa saja membawa barometer tersebut ke lantai paling atas. Dengan memakai time watch, saya jatuhkan barometer tersebut. Tunggu beberapa detik sampai barometer itu menyentuh lantai. Saya langsung tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh barometer untuk
menyentuh lantai bawah. 

Dengan menggunakan pengukuran gravitasi bumi dan kecepatan barang itu jatuh, saya bisa tahu tinggi gedung itu tetapi sayangnya barometer tersebut akan pecah". "Saya juga sempat berpikir begini, kalau saya naik tangga darurat, kemudian saya ukur tingginya tangga tersebut dengan barometer satu per satu. Tinggal mengalikan 35cm maka saya akan mengetahui berapa tingginya gedung tersebut. Tentu banyak cara lain".

"Saya juga bisa menggunakan dengan cara yang sederhana dengan melihat tekanan udara di bawah berapa dan di atas berapa. Dengan menggunakan rumus sederhana, saya bisa tahu jawabannya".

Jawaban inilah yang sebenarnya diinginkan oleh dosen, tetapi tentu saja ini adalah jawaban yang sangat bodoh.
Lalu diteruskannya, kalau ingin yang lebih scientific, maka kita bisa gunakan pendulum. Ikatkan pendulum pada seutas tali sepanjang1 m kemudian swing-kan pendulum tersebut di lantai bawah.

Si mahasiswa meneruskan kalimatnya. "Saya juga akan melakukannya di lantai atas.
Perbedaan kecepatan swing dengan menggunakan rumus yang complicated, bisa mendapatkan tinggi gedung tersebut. Karena gaya gravitasi yang berbeda pada ketinggian lantai 35 dan lantai dasar. Tentu cara tersebut sangat sederhana dan bermacam-macam.

Tetapi yang paling saya sukai adalah jika saya tinggal bertanya saja pada satpam berapa tinggi gedung ini, kalau Anda bisa jawab saya kasih hadiah barometer."

Nah, akhirnya Niels Bohr diluluskan dan dia adalah satu-satunya pemenang hadiah Nobel fisika dari Denmark.
Dalam kehidupan ini banyak yang nyleneh seperti itu. Kita tidak bisa menilai bahwa orang itu nakal, bodoh dan sebagainya. Mereka kadang-kadang akan mengejutkan dunia ini.

Wednesday, September 21, 2011

NASIB ANAK-JENIUS INDONESIA : MEREKA KURANG DIHARGAI BANGSANYA SENDIRI

Inilah nasib ana-anak jenius bangsa yang sudah mengharumkan nama Indonesia dalam berbagai lomba sains.

Menjadi jawara Olimpiade Fisika di tingkat Asia rupanya tak otomatis bisa menikmati beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Pengalaman getir pada tahun lalu itu dialami Hendra Kwee, 30 tahun. Sebagai pembina di Yayasan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), ia bermaksud membantu anak asuhannya agar bisa mendapatkan beasiswa di Institut Teknologi Bandung.

Namun Hendra hanya bisa terbengong-bengong ketika seorang pejabat Kementerian Pendidikan Nasional meminta agar si pelajar itu kuliah dulu, baru kemudian mengajukan beasiswa. "Kemampuan anak-anak jenius ini sungguh tak dihargai," kata doktor fisika dari College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat, itu saat ditemui di kantor Yayasan TOFI, Rabu lalu.

Ia tak habis mengerti, seorang peraih medali emas kompetisi pelajar tingkat Asia, yang sudah mengharumkan nama negara, harus berjuang sendiri untuk bisa kuliah di dalam negeri. Padahal universitas luar negeri mana pun, Hendra melanjutkan, akan menjamin seluruh biaya sejak murid itu mendaftar.

Apesnya lagi, penerima beasiswa di Tanah Air tak serta-merta bisa tenang. Ia ingat betul saat kuliah di ITB, 13 tahun lalu. "Teman saya yang menerima beasiswa harus berutang kanan-kiri karena pencairannya molor lima bulan," katanya. Karena itu pula, Hendra ogah mengurus beasiswa untuk dirinya sendiri. Padahal ia adalah jawara olimpiade fisika pada 1996.

Entah berkaca pada pengalaman Hendra atau bukan, Winson Tanputraman, 17 tahun, pun lebih memilih kuliah di National University of Singapore (NUS) mulai Juni nanti. "Kampus itu menerima permohonan beasiswa saya," kata peraih medali emas Olimpiade Fisika tingkat Asia di Thailand, 2009. Iming-iming dari Negeri Singa itu memang lebih menggoda. "Semua biaya kuliah dan hidup saya ditanggung mereka," ujar bekas murid SMAK 1 Penabur Jakarta Barat itu.

Yang lainnya, Mohammad Sohibul Maromi, peraih medali perak Olimpiade Fisika tingkat Asia di Taipei, Taiwan, 23-30 April lalu, sebetulnya sangat ingin kuliah di Singapura. Ia menyebut Nanyang Technological University (NTU) sebagai kampus idaman. "Tapi ibu saya sudah sepuh, kasihan kalau jauh," kata Romi--panggilannya--yang baru lulus dari SMA I Pamekasan, Madura.

Sementara ini, remaja berkacamata yang mahir bermain gitar itu sudah diterima di Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan. "Tapi akhir Mei saya akan coba ikut ujian di ITB untuk jurusan yang sama," ujarnya.

Singapura memang salah satu negara tujuan kuliah pelajar Indonesia. Menurut Kepala Fungsi Perlindungan WNI di Kedutaan Besar Indonesia untuk Singapura, Fahmi Aris Inayah, ada sekitar 16 ribu pelajar Indonesia di negara pulau itu. "Mereka tersebar di berbagai kampus swasta dan negeri di sini," katanya saat dihubungi via telepon Kamis lalu.

Kampus yang paling banyak menampung adalah NTU dan NUS. Kedua kampus ini masuk jajaran kampus top dunia, dan jawara di Asia. Dalam setahun, NTU dan NUS masing-masing menerima 120-an dan 80-an pelajar Indonesia.

Kampus-kampus di Singapura diketahui agresif memburu para pelajar berprestasi dari Indonesia. Mereka memiliki agen yang mendatangi sekolah-sekolah unggulan di kota-kota besar, untuk merayu para pelajar agar kuliah di Singapura.

Beasiswa yang ditawarkan, kata Hendra Wong, Ketua Pemuda Pelajar Indonesia Singapura, amat menggiurkan dibanding yang ditawarkan pemerintah Indonesia. Angkanya memang bervariasi. Tapi setidaknya sudah menutupi biaya kuliah, yang rata-rata bernilai Rp 112 juta per tahun.

Syaratnya, mereka ikut ujian masuk yang digelar di kota-kota yang ditentukan. Hendra menyebutkan, NTU biasa menggelar ujian masuk di Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, dan Magelang. Sedangkan NUS hanya menggelar ujian di Jakarta dan Medan.

Singapura mengikat para penerima beasiswa itu dengan kontrak bekerja di perusahaan milik negara itu selama tiga tahun. Meski setelah itu mereka bebas bekerja di mana saja, menurut Hendra Kwee, ini cara halus agar para jenius itu tetap mengabdi kepada Singapura.
Fahmi menyatakan pemerintah tidak bisa membatasi gerak-gerik pihak Singapura. "Karena (beasiswa itu) tidak ada paksaan," katanya.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Djalal menjelaskan, prosedur beasiswa di Tanah Air mungkin terkesan birokratis. Tapi hal itu dilakukan karena beasiswa merupakan uang negara, dan pemerintah tak mau kecolongan. Sebab, ada kalanya terjadi si penerima beasiswa ternyata kuliah di kampus lain, atau bahkan tidak mengikuti kuliah sementara uang telah digelontorkan. "Uang-uang itu harus bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Alokasi dana beasiswa Kementerian Pendidikan Nasional tahun ini Rp 1,5 triliun untuk lebih dari 3 juta siswa dan mahasiswa kurang mampu. Kementerian juga telah menyiapkan Program Beasiswa Bidik Misi sebesar Rp 200 miliar untuk 20 ribu mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

"Tidak ada biaya apa pun. Bebas pendaftaran, SPP, bebas biaya hidup, semuanya kami siapkan," tutur Menteri Pendidikan M. Nuh kepada pers awal Januari lalu.
Ketua Yayasan TOFI Profesor Yohanes Surya mengaku geram terhadap oknum-oknum pemerintah yang menyepelekan pentingnya merawat para jenius muda kita. "Banyak oknum yang sok ngatur, tapi malah bikin kacau," katanya.

Ia mengaku terpaksa turun takhta, tak lagi mencampuri keikutsertaan Indonesia di Olimpiade Fisika tingkat internasional tahun depan. Yohanes dipaksa hanya bisa mengikutkan anak didiknya di olimpiade tingkat Asia. Padahal selama ini fulus pemerintah tidak selalu mengalir untuk membuat murid-muridnya menjadi jawara. "Kami lebih banyak didanai sponsor," ujarnya.

Fasli Djalal membantah pengabaian ini. Pemerintah, katanya, secara prinsip membuka tangan lebar-lebar untuk bekerja sama dengan orang semacam Yohanes Surya. Ada bantuan biaya berupa akomodasi sejak berangkat hingga mereka pulang ke Indonesia. "Kalau berangkat atas inisiatif sendiri, tidak kami bantu,"  :(

Johny Setiawan Penemu Planet Baru

 Johny Setiawan adalah seorang ahli astrofisika Indonesia yang akhir-akhir ini namanya mencuat setelah penemuannya mengenai planet baru yang memiliki ukuran hampir sebesar planet Jupiter.

  Foto Johny Setiawan

Menelisik sosok Johny Setiawan adalah seorang pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 yang saat ini sedang menjalin kerjasama bersama timnya di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA) Jerman menemukan planet baru yang kemudian diberi nama HIP 13044 b.

Tim MPIA itu semula penasaran dengan benda bergerak mengelilingi induk bintangnya. Dengan menggunakan alat canggih spectrograph teleskop 2,2 meter di Cile mereka meyakini adanya planet.

Tempat peneropongan planet tercanggih yang berada di Cile itu adalah European Southern Observatory's La Silla Observatory. Sedangkan Johny Setiawan tinggal di Heidelberg, Jerman dan bekerja di MPIA tersebut.

"Penemuan-penemuan benda angkasa sudah menjadi bagian studi kami. Kami selalu mencari exoplanets yang mengorbit di sekitar bintang-bintang pasif" ujar Johny, dikutip Science paper, usai menemukan planet baru yang mengorbit di luar galaksi bumi, Milky Way.

Exoplanet planet merupakan planet yang mengorbit di luar tata surya kita, di luar galaksi Bima Sakti. "Penemuan planet baru ini membangkitkan semangat kami. Letaknya sangat jauh dari bumi, sekitar 2.000 tahun cahaya" kata Johny.

Planet HIP 13044 b yang baru ditemukan Johny itu, hanya membutuhkan waktu 16 hari dalam mengelilingi bintang induknya karena jaraknya sangat dekat. Bintang itu sendiri sudah melawati fase red giant, yakni ukurannya membengkak dari diameter aslinya sebelum mati karena kehabisan hidrogen.

Matahari juga akan mengalami kehabisan hidrogen yang diperkirakan 5 juta tahun mendatang. Sedangkan bintang baru itu berputar sangat cepat sehingga menelan planet-planet kecil di dekatnya dan hal itu membuat orbitnya makin cepat. Planet baru ini tergolong aneh karena hanya mengandung sedikit elemen kimia tapi sudah membentuk sebuah planet.

Dengan keberhasilan itu, Johny Setiawan terhitung sudah menemukan lebih dari 10 planet baru bersama timnya. Selain genius dan hebat di bidang astronofisika - ekstrasurya, Johny ketua tim itu juga seorang ahli bahasa hingga menguasai 5 bahasa yaitu Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol dan tentu saja Indonesia bahasa ibunya.

Beberapa planet yang ditemukan Johny Setiawan bersama timnya yaitu HD 47536 b, HD 11977 b, HD 70573 b, TW Hydrae b, Chi Virginis b, HD 47536c, HD 110014b, dan HD 110014c, yang dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah misalnya Astronomy & Astrophysics, The Astrophysical Journal dan Nature.

Dialah ilmuwan non Jerman yang menjadi ketua tim di MPIA. Menurutnya, planet itu juga berwarna seperti matahari. Bila spektrum cahaya warna biru berarti mendekati bumi atau pusat pengamatan, bila warna merah berarti menjauh.

Alumni S-1 dan S-3 di Freiburg, Jerman sejak remaja sudah tertarik dengan ilmu perplanetan di Bintaro, Jakarta. Dia memang sudah 17 tahun berada di Jerman tapi tetap sebagai Warga Negara Indonesia. Dia bekerja malam hari mulai pukul 18.00 hingga 07.00 waktu Jerman.

Anne Ahira: Dari Cleaning Service Hingga Jadi Jutawan


Berbicara tentang internet mar­keting indonesia saat ini, orang akan langsung ter­tuju kepada Anne Ahira. Seorang gadis desa kelahiran Banjaran Kabupaten Bandung 25 tahun silam. Hira, begitu biasa dipanggil, telah menjadi pusat pembicaraan di dunia internet marketing indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di dunia.
Dan itu wajar saja, sebab gadis tomboi ini tergolong fenomenal. Mengapa tidak. Di usianya yang masih hijau, ia telah berpre­dikat sebagai salah satu internet marketer berkelas dunia. Bahkan beberapa julukan telah disandangkan kepadanya. Sebut saja misal­nya The Asian Brain dan “12 World’s Super Affiliate”.
Bermodal Keuletan

Uniknya, ia belajar internet marketing secara otodidak. Modalnya hanyalah kemampuan bahasa Inggris yang lumayan dan keuletan. Di warnet, Hira mengaku cukup membu­at repot pemiliknya atau pengguna wamet di dekatnya. Sebab, sedikit-sedikit ber­tanya. Maklum, waktu itu ia sama sekali baru dalam hal intemet. Untuk menjadi seperti sekarang, memang butuh uang. Untuk yang satu ini, ia gunakan penghasilannya dari beker­ja macam-macam. Mulai dari men­gajar bahasa Inggris, les privat dan ngajar menggambar. Menurut pengakuannya, ia juga menjual buku cerita untuk anak dan bahkan pernah berprofesi sebagai cleaning service.
Kisah Sukses Gadis Pemimpi
“Dulu, waktu masih kecil saya sering disuruh mama untuk jualan pisang. Dan ia selalu bilang, kalau saya tidak jualan pisang, tidak akan bisa melanjutkan sekolah. Apalagi bapak hanya seorang pegawai tekstil biasa. Waktu itu mungkin karena masih kecil, ya cuek saja. Tapi tetap saja secara psikologis, batin saya menangis”, ungkap Anne Ahira.
Ahira melanjutkan ceritanya. Untung saya dekat dengan kakek yang selalu menghibur saya. Pernah ia bilang ke saya, kalau punya keinginan langsung saja di­sampaikan ke Tuhan. Terus dia nyuruh saya untuk menatap langit dan mengutarakan keinginan saya. Anehnya saya juga menurutinya. Biasanya sambil tidur-tiduran di sawah beralas jerami, dan menunggu itik bertelur.
Ya Tuhan saya mau jadi apa dalam 10-15 tahun ke depan. Saya tidak mau jualan pisang seperti ini. Saya tidak mau jualan terus es seperti sekarang ini. Capek sekali jalan terus. Saya mau peker­jaan yang bisa diam di rumah sama kelu­arga tapi juga kalau bisa menghasilkan. Dan, setiap keinginan yang muncul dalam benak saya selalu ditulis. Dan setiap saya sampaikan ke mama saya, selalu saja dianggap terlalu banyak bermimpi. Apalagi kondisi keluarga saya yang serba pas-pasan. Saya masih ingat betul saya pernah menulis keinginan saya untuk kelilig dunia. Dan catatan itu saya baca mulai dari SMA, kuliah hingga pada saat be­kerja.
Dan mungkin juga karena visualisasi seperti itu, saya jadi memotivasi diri terus-menerus. Dan mungkin dengan proses dan cita-cita seperti itu, ya diberi jalan oleh Tuhan. Rejekinya datang dari mana-mana. Dan seorang anak tukang gado-­gado akhirnya bisa melakukan perjalanan keliling dunia.
Bekerja Sendiri dan Punya Ladang Sendiri
Pada tanggal 21 April 2005 lalu, pemerintah Indonesia meng­anugerahkan penghargaan Kartini kepada Anne Ahira. Acara penganugerahannya di lakukan di kawasan Ancol Jakarta Utara. Penghargaan tersebut dianugerahkan ke­padanya atas prestasi dan jasanya dalam mengem­bangkan profesi internet marketing di Indonesia bahkan di tingkat internasional.
Di tempat yang sama, di penginapannya Hotel Mercure kawasan Ancol Jakarta, ia meluangkan waktunya untuk menerima wartawan MODAL Abdul Nasir untuk wawancara khusus mengenai profesi internet marketing. Berikut petikannya.
Anda sudah terkenal sebagai internet marketer berkelas dunia, bisa anda jelaskan tentang profesi tersebut?
Internet marketing untuk masyarakat Indonesia memang masih relatif baru. Tetapi saya yakin banyak orang Indonesia yang menekuni profesi ini. Dan bahkan sebelum saya terjun ke profesi ini. Tapi umumnya target pasarnya hanya bersifat lokal. Dan, di dunia intemet itu sama dengan di dunia riil. Sama dengan di off line. Ada komunitas-komunitas di dalamnya. Ada yang berprofe­si sebagai guru, pedagang, dokter, journalis. Nah, di internet mar­keting juga begitu. Di dalamnya ada kumpulan orang-orang yang suka chating, ada yang suka musik, juga ada penjual seperti saya.
Di dalam profesi internet marketing itu banyak macamnya. Ada yang namanya reseller, affiliate atau network marketing. Bisa dijelaskan lebih detail?
Yang saya jalankan selama ini adalah afiliate marketing dan network marketing. Pada dasamya keduanya sama, yaitu menjual. Hanya, dalam sistem pembayaran, keduanya berbeda. Pada afiliate marketing, sekali jual, putus. Misalnya saya mau menjual majalah. Dari MODAL saya dikasih harga Rp 13.000. Kemudian saya jual dengan harga Rp 15.000. Berarti saya dapat untung sebesar Rp 2.000. Kalau saya ingin punya penghasilan Rp 200.000, saya harus menjual sebanyak 100 majalah. Jadi begitu, sekali jual putus.
Demikian pula dengan menjual produk lain. Apa saja, yang penting modelnya seperti itu, kalau di internet itu namanya afiliate marketing. Yang seperti ini biasa juga disebut sebagai reseller, atau associated program.
Di afiliate sendiri apa hanya seperti itu, atau mungkin ada banyak macamnya?
Oh iya, untuk afiliate marketing itu juga ada banyak model. Contohnya A jualan hosting, lalu saya ikut menjualkan hostingnya A. Katakanlah tiap bulannya harganya US$ 10, dan saya dapat komisi US$ 2. Setelah ada misalnya B, membeli hostingnya A lewat saya, maka B tadi membayar ke A US$ 8 dan ke saya US$ 2. Nah, selama B itu berlangganan hosting dan tiap bulannya membayar US$ 10, sela­ma itu pula saya mendapatkan US$ 2. Dan dalam afiliate market­ing, itu dinamakan pay per sale. Selain itu ada juga yang namanya pay per click dan pay per lead.
Kalau pay per click atau pay per lead itu seperti apa?
Pay per click, misalnya si Google menerima iklan. Dan untuk memasang iklan di google orang harus bayar. Misalnya MODAL memasang iklan di Google. Lalu, saya punya website, dan saya meminta agar iklan yang telah dipasang di google juga dipasang di website saya. Dan ternyata ada yang klik website saya, dan muncul iklan majalah MODAL yang sama dengan di Google. Maka de­ngan sendirinya saya akan mendapatkan komisi dari google. Begitu seterusnya. Setiap orang klik di website saya akan selalu mendapatkan komisi. Entah itu mereka beli atau sekedar ngeklik.
Sedangkan pay per lead, misalnya saya pernah punya klien di Inggris. Dia mau menjual kuda. Tapi target marketnya bukan diseluruh dunia, tetapi hanya di negara bagian tertentu di AS. Katakanlah di Texas. Saya diminta untuk mencari klien yang mau membeli kuda. Lalu saya pasang iklan di internet khusus untuk pasar di Texas. Sekalipun posisi saya berada di Indonesia, saya bisa menjual kuda di Texas. Dan seo­rang internet marketer tentu tahu bagaimana strateginya. Nilainya tergantung negosiasi dengan pemilik kuda. Misalkan si pemilik meminta untuk dicarikan sekitar 50 klien dan dibayar sebesar US$ 1000. Berarti per klien saya dibayar US$ 20. Jadi setiap klien, mau beli atau tidak saya dibayar US 20 perklien tersebut.
Lalu apakah ada aturan-aturan standar dalam menjalankan bisnis ini?
Di dalam bisnis ini, ada yang namanya kode etik afiliate. Misalnya ada yang nanya ke saya tentang apa yang saya jual. Saya tidak akan bilang, oh saya lagi menjual produk A, B, C dan sebagainya. Karena di afiliate marketing itu, saya bekerja sendiri dan saya punya ladang sendiri. Dan kalau yang betul-betul spesifik, dan sedang saya kerjakan itu tidak akan saya publikasikan, misalnya dimuat di majalah anda. Karena itu akan merusak target market yang sementara saya bidik.
Apa sama sekali tidak boleh diberikan con­toh beberapa produk yang dijual?
Karena anda minta, boleh lah saya akan kasih dua, yang pernah dilakukan sebagai afiliate marketer. Misalnya saya jualan keripik di internet. Sebelumnya saya mesti riset di pasar dulu. Apa sih yang sebenarnya lagi dibutuhkan oleh pasar. Ternyata, untuk keripik tadi, banyak yang cari, tapi tidak ada yang menjualnya di internet. Saya punya datanya tentang siapa saja yang mencari dan berapa jumlahnya dalam sebulan. Saya juga punya datanya yang memproduksi keripik tadi. Wah, yang begitu-begitu yang bisa membuat internet marketer kaya mendadak. Karena tidak ada saingannya.
Bisa Anda berikan contoh yang lainnya?
Untuk contoh lainnya seperti yang dilakukan oleh teman saya. Dia sudah me­nemukan pasar ceruk. Sangat spesifik, dan banyak yang mencarinya tapi tidak ada yang menjualnya. Ternyata di internet banyak orang yang mencari informasi bagaimana cara agar burung kakak tua bisa cepat berbicara. Dia bilang, gila! banyak sekali yang butuh informasi tersebut, tapi tidak ada yang jualan. Sementara dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya, bahkan lihat burungnya saja belum.
Akhirnya dia melakukan riset. Dia menemukan beberapa orang yang ahli burung kakak tua. Lalu diinterview sama dia, lalu dicompile dan akhirnya dia dapat formu­lanya. Lalu formula tadi dijual lewat internet. Dalam satu bulan, dia mendapatkan US$ 20,000.
Ada lagi, misalnya, guru saya, menemukan produk yang hanya laku dijual pada bulan November atau Desember. Kepikiran nggak, kira-kira barangnya apa. Menurutnya, dalam dua bulan itu, hanya dengan menjual barang tersebut, dia bisa menghasilkan miliaran rupiah. Saya ter­kadang nanya apa sih yang anda jual. Dia, malah balik bertanya, apa kamu tidak tahu tentang kode etik afliate marketer?
Yang Anda jelaskan tadi tentang afiliate marketing. Lalu bagaimana dengan network marketing?
Ah ini perlu juga dijelaskan lebih detail. Karena sekarang ini justru oleh sebagian kalangan menganggapnya sebagai sesuatu yang kontroversial. Saya sendiri hanya menanggapinya dengan tersenyum. Dan itu wajar saja. Kenapa? Karena saya jarang bicara yang afiliate. Akhirnya saya identik dengan MLM. Kalau yang saya lakukan melalui network marketing memang MLM. Tetapi berbeda dengan yang dilakukan MLM online lainnya yang hanya terfokus untuk mencari anggota. Selain menjual produk MLM dari FFSI, saya juga memberikan pan­duan agar bisa menjual secara lebih efektif. Dan itulah namanya strategi marketing. Selain itu, saya juga berikan strategi market­ing yang up to date, saya juga berikan website. Tapi, website yang dari saya, itu akan berjalan kalau menggunakan autoresponder. Autorespondennya itu harus awaber, dan awabernya itu harus beli sama saya. Memang, saya telah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki ketergantungan kepada saya. Tetapi saya juga berkomitmen untuk mem­berikan sesuatu di atas harga yang mereka bayar untuk autorespondernya itu. Dan apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang unik, karena dalam tempo setahun banyak sekali yang bergabung dengan saya. Dan itu pula yang membuat tahun 2004 lalu saya dino­batkan sebagai salah satu dari 12 super afiliate di dunia.
Anda mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah unik, bisa dijelaskan lebih detail?
Uniknya begini. Saya itu buat konsep pen­jualan produk MLM dengan menggunakan strategi pemasaran yang sering diterapkan di dalam afiliate marketing. Artinya saya meng­gabungkan kedua hal tersebut. Dan umum­nya komunitas afiliate jarang yang mau gabung dengan komunitas MLM. Kalau saya justru lain, menggabungkan keduanya. Dan model yang saya ciptakan ini sepertinya sesuatu yang baru dalam dunia internet marketing.

Diadaptasi dari Majalah Modal, edisi 28 Mei 2005.
Sumber: AsianBrain Community

Tuesday, July 12, 2011

Anak-Anak Papua yang Digembleng Matematika dan IPA di Surya Institute



"DELAPAN lima pangkat dua hasilnya berapa Merlin?'' tanya Bambang Susianto, salah seorang pengajar matematika di Surya Institute, sebuah lembaga yang konsen mempersiapkan siswa-siswi Indonesia mengikuti olimpiade matematika dan IPA internasional.

Mendapat pertanyaan tersebut, kening Merlin Kogoya, siswa kelas IV SD YPPGI, Kabupaten Tolikara, Papua, mengernyit sejenak. Sekitar tiga detik kemudian, dia langsung melontarkan jawaban. ''Tujuh ribu dua ratus dua puluh lima,'' jawabnya yakin.

Sejurus kemudian, Bambang mencercanya dengan berbagai pertanyaan hitung-hitungan. ''Kalau 72 x 18 berapa?'' ujarnya lagi. Dengan tangkas bocah berusia sembilan tahun tersebut langsung menjawab, 1.286.

Bambang pun tersenyum puas. Sebab, dari hari ke hari, kemampuan siswa didikannya semakin matang dalam berhitung numerik. Sesaat kemudian, pandangan Bambang tertuju kepada Christian Murib, anak Papua lain dari SD YPPK Betlehem, Wamena.

Lalu, Bambang berjalan menuju papan tulis putih di depan kelas. Dia menuliskan 415.624 akar delapan. Kemudian, dia meminta Christian menghitung jawaban soal itu. Bocah berusia 11 tahun tersebut maju dan langsung menulis jawaban seolah tanpa berpikir.

''Kami memang melatih mereka berhitung cepat dengan metode khusus,'' terang Bambang. Selain Merlin dan Chriatian, 25 anak Papua lainnya saat ini tengah mendapat pelatihan khusus di Surya Institute.

Pendiri Surya Institute, Prof Yohanes Surya, mengungkapkan, sejak setahun lalu pihaknya mengambil para siswa yang berkemampuan kurang untuk dilatih belajar matematika. Dia mengambil para siswa dari Papua. Sebab, Yohanes memiliki pengalaman yang membuat hatinya tergerak untuk mendidik anak-anak Papua. Dia pernah melontarkan soal sederhana tentang penjumlahan kepada salah seorang siswa di Papua. ''Berapa 18 ditambah 5?'' tanyanya ketika itu.

Sang siswa yang mendapat pertanyaan tersebut berpikir cukup lama. Dibuatnya garis-garis kecil sejumlah bilangan yang ditanyakan. Kemudian, dihitungnya garis-garis tersebut satu per satu. Hati Yohanes trenyuh. Sebab, untuk menjawab soal sederhana itu saja dibutuhkan waktu cukup lama.

Yohanes menyakini, bila metode pembelajaran diberikan dengan baik, anak-anak itu pun bisa menyerap pelajaran secara baik. Selain itu, dia percaya anak-anak Papua memiliki kemampuan yang tidak kalah oleh siswa di Jawa atau daerah lain di Indonesia yang lebih maju, asalkan diberi kesempatan yang sama.

Dia ingin membuktikan bahwa keyakinannya tersebut bukanlah sebuah kesalahan. Karena itu, dia memilih Papua -daerah yang dinilai terbelakang dalam banyak hal. Dengan persetujuan sekolah, orang tua, serta pemda setempat, 27 anak Papua dibawa ke Surya Institute, Tangerang. Mereka dipilih secara acak dari Kabupaten Tolikara, Waropen, Sorong Selatan, Lani Jaya, dan Wamena.

Tidak ada seleksi. Sebisa mungkin mereka yang terpilih justru yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Mereka digembleng di pusat pelatihan matematika dan fisika tersebut. Para pengajarnya adalah ahli matematika, geometik, dan fisika.

Sepuluh bulan telah berlalu. Merlin dan kawan-kawan semakin jago berhitung. Termasuk, memecahkan soal-soal tersulit sekelas olimpiade. Tak urung, lantaran hasil belajar yang ditunjukkan mereka dinilai memuaskan, Yohanes berencana mengikutsertakan beberapa di antaranya ke olimpiade.

Sejatinya, kata Yohanes, awalnya Surya Institute tidak bermaksud menyiapkan anak-anak itu ke olimpiade. Namun, seiring berjalannya waktu, terlihat ada beberapa siswa yang memiliki potensi khusus di bidang matematika dan fisika. Di antaranya, Merlin dan Christian.

Yohanes pun akhirnya ingin mempersiapkan mereka secara khusus untuk bertarung menuju olimpiade sains nasional (OSN) yang tiap tahun dihelat pemerintah. ''Kalau berhasil di OSN, dengan sendirinya mereka akan melenggang menuju olimpiade internasional,'' terang pria kelahiran 6 November 1963 tersebut.

Dia menjelaskan, tiap hari mereka dididik belajar matematika selama empat jam. Mereka diberi materi pelajaran matematika secara intens. Pada bulan pertama, anak-anak itu diberi buku khusus matematika yang amat tebal. Materinya, soal-soal penjumlahan, perkalian, dan pembagian. Selama sebulan soal-soal di buku tersebut harus dituntaskan.

''Jika bisa menyelesaikan materi itu, berarti mereka sudah menguasai kemampuan dasar matematika kelas 1 sampai kelas 6,'' terang fisikawan itu. Mereka diajari berhitung dengan amat cepat.

Pada bulan kedua dan seterusnya, kata Yohanes, mereka diberi metode lanjutan. Termasuk, trik-trik menyelesaikan soal-soal dengan berbagai tingkat kesulitan. Yohanes memiliki metode khusus untuk membuat siswa cepat menangkap materi yang diajarkan. Metode penghitungan yang diberikan berbalik dengan cara penghitungan yang jamak dipakai.

''Kalau biasanya menghitung penjumlahan dari belakang, metode saya justru terbalik. Yaitu, dari depan. Lebih cepat dan mudah,'' ujarnya.

Tak hanya itu, mereka juga dibekali kemampuan bahasa Inggris dan kepribadian. Anak-anak Papua tersebut juga diberi pelajaran komputer. ''Kami juga mengajarkan character building kepada mereka,'' jelasnya.

Kemampuan mereka pun terasah. Merlin mengaku kemampuan berhitungnya berkembang amat pesat. Dia juga tidak mengira bahwa belajar matematika amat menantang dan mengasyikkan. Karena itu, dia menuturkan ingin menjadi profesor matematika kelak.

''Sebab, belajar matematika itu asyik,'' ungkap bocah berambut ikal tersebut. Keinginan Merlin juga diiyakan temannya, Christian. ''Saya juga ingin jadi profesor matematika,'' ujarnya lantas tersenyum.

Yohanes begitu bangga pada cita-cita dua anak itu. Kemudian, mereka diberi soal phytagoras. Dengan tangkas dan penuh antusias, Merlin dan Christian berebut menjawab. ''Keduanya saat ini bahkan bersaing dengan anak saya yang seumuran mereka,'' ujar Yohanes.

Menurut dia, anak-anak Papua memiliki keunikan tersendiri. Pendiri Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) itu menyatakan, mereka tak sekadar diajari hingga pintar matematika dan IPA. Tapi, mereka juga belajar karakter budaya. ''Mereka punya kekhususan. Kalau ditekan, mereka menangis. Ada juga yang melawan. Bergantung sukunya. Karena itu, kami memakai pendekatan budaya,'' jelasnya.

Sebelum membawa 27 siswa dari Papua tersebut, Yohanes mengorbitkan Septinus George Saa dari SMA Negeri 3 Wamena, Papua. Septinus berhasil meraih penghargaan The First Step to Nobel Prize pada 2003. Setahun kemudian, dia membimbing siswi dari Papua lainnya, Anneke Bowaire dari SMA Serui, yang berhasil merebut gelar The First Step to Nobel Prize pada 2004.

Alumnus Fisika College of William and Mary, Virginia, AS, tersebut menuturkan, ke depan, Surya Institute berencana meminta semua kabupaten di Papua memilih anak-anak yang dianggap paling ''bodoh'' di daerahnya. Bakal diminta satu anak dari tiap kabupaten. Mereka akan dididik di Surya Institute selama enam bulan.

Bukan hanya siswa, para guru di daerah tersebut juga akan dilatih. Dari tiap kabupaten akan diambil 10 guru. Bersama LSM World Vision, pihaknya akan menjaring guru serta siswa di daerah terpencil dan suku pedalaman untuk digembleng di lembaganya.

Para guru itu akan diberi pelatihan metode pengajaran yang baik. Mereka akan mempraktikkan langsung materi yang didapatkan kepada para siswa. Tujuannya, memperbaiki metode pengajaran guru-guru tersebut selama ini. Juga, meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Setelah itu, siswa Papua lainnya akan dijaring. Diharapkan, ada 5.000 anak Papua yang nanti pintar matematika. Itulah konsep yang dia gagas. Akhir bulan ini, para guru dan siswa tersebut mulai digembleng di lembaganya. (nw)

Sunday, July 10, 2011

Ibrahim Handoko Hebohkan Jerman Dengan Rumus Matematikanya



Ibrahim Handoko Hebohkan Jerman Dengan Rumus Matematikanya, Banyak siswa yang bahagia ketika berhasil menyelesaikan soal matematika dengan rumus yang diajarkan gurunya. Tapi tidak begitu dengan Ibrahim Handoko. ABG berusia 15 tahun ini justru tertantang untuk mengembangkan rumus-rumus matematikanya sendiri. Bahkan rumus matematikanya diajukan dalam kompetisi "Young Scientist" di Duisburg, Jerman.

Bermain bersama adik dan mengerjakan PR matematika adalah salah satu hiburan favorit remaja asal Indonesia yang sejak SD tinggal di Duisburg mengikuti orangtua yang bertugas di sana. Ibrahim Handoko murid kelas sembilan Landfermann Gymnasium berhasil memformulasikan persamaan untuk menyelesaikan perhitungan angka piramida dengan jumlah tidak terbatas.

Kontan, temuan remaja santun yang juga aktif di berbagai kegiatan masjid ini mengundang decak kagum tidak hanya dari para pengajarnya, tapi juga dari media massa di Jerman.

Seperti yang dilansir dari situs berita jerman www.derwesten.de, pekan lalu, guru matematika dan pembimbing Ibrahim, Michael Wallau mengatakan muridnya adalah seorang yang luar biasa. “Ini adalah temuan yang luar biasa bagi seorang remaja berusia 15 tahun, terlebih lagi ia menyelesaikan persamaan ini hanya disela-sela waktu luangnya,“ ujar Wallau pada DerWesten.
Pada awalnya, Ibrahim hanya berniat membantu adik perempuannya, Kamila, yang berusia 8 tahun menyelesaikan tugas sekolah tentang berhitung piramida. Persoalan ini pada intinya adalah menghitung jumlah angka pada elemen teratas suatu piramida.

Biasanya, persoalan ini diselesaikan dengan cara menjumlahkan satu persatu angka di setiap elemen penyusun paramida sehingga ditemukan jumlah total dalam piramida tersebut. Dengan rumus temuan Ibrahim, persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat tanpa harus menghitung satu persatu.

"Bagi saya (rumus) itu sekarang lebih memudahkan orang," kata Ibrahim yang juga menyukai olahraga karate ini. Selain rumus untuk penjumlahan, ia juga menemukan rumus lainnya untuk tiga operasi dasar dan juga menetapkan aturan untuk kasus khusus seperti persegi dan gambar terpadu.

Biasanya, Ibrahim mulai sibuk mengutak-atik rumus matematika seusai sekolah, kemudian di depan buku aritmetika secara bertahap dia mengembangkan rumusnya. "Aku merasa lega ketika aku akhirnya berhasil menyelesaikan soal," kata anak laki-laki pendiam ini.

Ibrahim yang berminat melanjutkan studi kedokteran terhadang heran, mata pelajaran matematika tidak begitu diminati sebagian murid. "Kalian tidak bisa berada di hampir setiap situasi tanpa matematika," katanya. Bahkan, lanjutnya, tukang roti pada akhirnya akan dapat menghitung berapa banyak tepung, air dan gula yang dia butuhkan.

Teman-teman sekelasnya juga menganggap penemuannya sebagai yang terbaik. Ketika ia memperkenalkan pertama kali sebagian rumus 'ajaib'-nya di kelas, semua teman-temannya memuji. "Rumus terpendek yang paling indah," demikian komentar Michael Wallau, sang guru matematika.

Berkat penemuannya ini, Ibrahim menjadi salah satu nominator peneliti remaja terbaik tahun ini di Jerman. Selain itu, putra pasangan Budi Handoko dan Nuningsih ini, juga terpilih sebagai matematikawan terbaik dan berhak mewakili distriknya dalam olimpiade matematika "Young Scientist".

Banyak dari mahasiswa usia 15-20 tahun yang berharap ikut ambil bagian dalam kompetisi di tingkat negara bagian itu. Para peserta diuji oleh sebuah panel yang terdiri dari guru, dosen universitas dan para pakar dari pelbagai perusahaan.

Matematikawan Ibrahim mengaku cukup pede sebelum kompetisi. "Apa yang saya lakukan cukup mudah dimengerti, ada eksperimen lebih menarik, seperti dalam kimia," katanya. Bahkan kalau pun ia hanya bermodal pena dan kertas untuk mempresentasikan gagasannya, ia ingin tampil di hadapan para juri di Institut ThyssenKrupp semenarik mungkin.

"Saya berharap bahwa bisa menang, tapi hal ini tidak harus selalu (menang)," katanya merendah. "Aku ingin menunjukkan bahwa ada orang Indonesia yang menarik dalam masyarakat Jerman."

10 negara termakmur di dunia


10 negara terkaya ini dihitung berdasarkan GDP per kapita, maka dari itu jepang (negara yang cukup mapan) tidak masuk ke top 10 ini..

info tambahan, GDP itu adalah nilai dari barang yang diproduksi suatu negara.
sedangkan GDP per kapita itu adalah rata2 penghasilan per orangan.
(angka $ yang tercantum di atas berarti pendapatan rata2 orang/warga per tahun)

10. Swiss $39,800
Negara penghasil keju ini dianggap sebagain negara yang paling netral di antara semua negara di dunia. Pada saat Perang Dunia ke 2, orang2 dari negara eropa lain mendepositkan uang mereka di bank Swiss, karena mereka percaya bahwa uang mereka akan lebih aman di Swiss ketimbang di bank negara mereka sendiri. Berikut ini beberapa perusahaan Swiss yang terkenal; Nestle, Logitech, Rolex, dan Credit Suisse.

9. Equatorial Guinea $ 44,100
Republik Equatorial Guinea merupakan negara yang terletak di pusat Afrika. Jarang sekali orang pernah mendengar negara ini. Negara ini mulai kaya waktu ditemukannya tambang minyak pada tahun 1996. Di negara ini korupsi juga ga bisa diberantas, udh meraja lela pokoknya. Perbedaan antara kaum kaya dan miskin di negara ini paling tinggi dibanding negara2 lain.

8. Ireland $ 45,600
Negara di benua eropa ini sering dikenal ssebagai satu dari beberapa negara dengan sistem ekonomi yang modern di dunia. Ireland merupakan negara penghasil software terbesar di dunie. Negara ini juga telah mendapat gellar sebagai negara gengan kualitas hidup tersukses di dunia.

7. United States $ 46,000
Faktor utama pendukung kekayaan negara ini adalah besar wilayahnya. populasinya lebih dari 300 juta dan total area nya 9.83 juta km persegi. Negara ini juga merupakan tempat tinggal banyak milyuner ternama di dunia.

6. Singapore $ 48,900
Negara ini merupakan negara yang sangat kecil tapi menjadi pelabuhan internasional tersibuk di dunia. Negara ini juga merupakan satu dari Four Asian Tiger (empat macan asia).

5. Arab $ 55,200
Negara ini ga usah ditanya lagi, minyak sama gas nya udh ga keitung lagi. Negara ini juga baru aja menyelesaikan proyek pembuatan gedung tertinggi di dunia yaitu Burj Khalifa.

4. Kuwait $55,300
Negara ini terletak di sebelah Arab, ya otomatis punya banyak minyak juga. Negara ini masuk ke 5 negara penghasil minyak terbesar di dunia. Bahkan gara2 terlalu kaya, negara ini tidak mengenakan pajak ke penduduknya. (Kaya banget tuh gan)

3. Norway $ 55,600
Negara ini ada di benua eropa tapi ga termasuk Eropa Union. Dari survey yang dilakukan, negara ini mempunyai living cost yang lebih besar 30% dari amerika

2. Qatar $ 75,900
Negara ini mendapat kemerdekaan pada tahun 1971 oleh Inggris. Pada awalnya negara ini miskin tapi taun 1940an, ditemukan tambang minyak. OKB dah negara ini. Negara ini lebih extrim lagi gan, selain ga ada pajak, banyak juga fasilitas umum yang digratisin sama pemerintah.

1. Luxemborg $ 80,800
Negara kecil yang cuman punya populasi kurang 500,000 dan termasuk 8 negara terkecil di dunia ini memang sebuah keajaiban. Panjangnya cuma 50 mil sedangkan lebarnya 30 mil. Ini baru namanya kecil2 cabe rawit.

Memahami Pentingnya Asuransi Perjalanan: Perlindungan Tak Tertandingi untuk Petualangan Anda

Ketika berbicara tentang petualangan dan perjalanan, tidak ada yang dapat menggantikan kegembiraan dan kepuasan menjelajahi dunia yang luas....