Kevin Soedyatmiko, 15 tahun, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Atas 12 Klender Jakarta Timur menyabet medali emas di International Zhautykov Olympiad yang berlangsung di Almaty, Kazakhstan, 20 Januari lalu.
"Lombanya untuk siswa kelas 3 SMA," ujarnya saat ditemui wartawan sekolahnya, Sabtu (7/2). Selama dua hari, Kevin bertarung dan menyisihkan 89 peserta dari 16 negara dengan menyelesaikan soal-soal teori dan eksperimen.
Penghargaan internasional bukan barang baru bagi Kevin. Sejak masih duduk di kelas V Sekolah Dasar Negeri Penabur Kelapa Gading bakat bocah ber-IQ 154 terpantau oleh fisikawan Yohanes Surya yang kemudian mengikutsertakan Kevin dalam pelatihannya, Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
Saat masih di kelas VI Museum Rekor Indonesia mencatatnya sebagai orang Indonesia termuda yang menyabet juara olimpiade internasional, setelah Kevin menjadi jawara di olimpiade matematika internasional di Bangkok, Thailand.
Menurut Kevin, sejak kecil dia sudah menyenangi hitung-hitungan. Menghadapi kejuaraan, gairahnya semakin menggebu. "Karena beda dengan soal-soal di sekolah," ujar pemegang sabuk hitam tae kwon do ini.
Dengan berbagai penghargaan dan ilmu pengetahuan serta ilmu bela diri yang dimiliki oleh Kevin Soedyatmiko maka layak juga bocah berumur 15 tahun ini disebut sebagai anak ajaib :) saat ini Kevin menempuh kuliah di MIT ^^
Wednesday, December 28, 2011
Tuesday, December 27, 2011
Kuriakin Zeng, Mahasiswa Indonesia yang Berhasil Meraih Beasiswa di Harvard ^^
Untuk pertama kalinya, seorang pelajar Indonesia berhasil masuk ke Harvard University, Massachussets, Amerika Serikat. Selain itu, ia juga mendapat beasiswa untuk dapat membiayai kuliahnya di Harvard. Dia adalah Kuriakin Zeng, mahasiswa Singapore Polytechnic, Singapura.
Tentu saja tidak mudah bagi orang biasa untuk bisa masuk ke Harvard, dan juga mendapat beasiswa. Namun Kuriakin bukanlah mahasiswa sembarangan. Ia tercatat sebagai mahasiswa pertama di Singapore Polytechnic yang meraih nilai sempurna di 33 mata pelajaran yang diikutinya, diantaranya adalah elektronika, teknik komunikasi dan juga teknik komputer. Atas prestasinya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Lee Kuan Yew. Penghargaan tersebut diberikan kepada lulusan terbaik dari Singapore Polytechnic.
Lelaki kelahiran 25 tahun lalu, tepatnya 24 Desember 1985 ini berasal dari keluarga sederhana di Tanjungpinang, pulau Bintan. Ayahnya merupakan seorang mekanik, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Pada saat ia menduduki bangku SMA, prestasinya bisa dibilang biasa” saja. Ia bahkan sempat terpuruk pada saat Ujian Nasional.
Mengenai kegagalannya tersebut, ia sempat berkata:
“Saya adalah kapten tim basket sekolah waktu itu dan sering mengabaikan pelajaran. Saya melihat bagaimana orang tua saya kecewa. Dalam tahun itu juga, ayah saya terluka dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya dan sampai sekarang saya percaya saya yang menyebabkannya. Dia terganggu karena dia tertekan oleh hasil sekolah saya yang buruk. “
Untuk menebus kegagalannya, sekaligus untuk membuat orang tuanya bangga, ia mengikuti ujian persamaan tingkat GCE-O level di Singapura dan mencetak tujuh poin.
Di Polytechnic Singapore, ia berhasil meraih banyak prestasi, antara lain The Institution of Engineers Singapore Prize, Alfred Robert Edis Prize, Shell Merit Award. Selain itu, dia bersama teman-temannya membuat sebuah tim yang terdiri dari robot dengan tinggi 1,3 meter. Tim robot tersebut berhasil meraih juara kedua dalam 2010 RoboCup Soccer Humanoid Adult-Size Category.
Pada tahun 2010, ia diterima di Harvard di jurusan liberal arts and sciences. Ia juga mendapat beasiswa dari Ivy League University.
Mengenai keberhasilan yang sudah diraihnya ini, ia berkata:
“Saya senang saya tidak menyerah ketika saya tidak melakukan dengan baik dalam ujian saya sewaktu SMA. Jika saya menyerah, saya tidak akan mampu mengejar mimpi saya sekarang.”
Tentu saja tidak mudah bagi orang biasa untuk bisa masuk ke Harvard, dan juga mendapat beasiswa. Namun Kuriakin bukanlah mahasiswa sembarangan. Ia tercatat sebagai mahasiswa pertama di Singapore Polytechnic yang meraih nilai sempurna di 33 mata pelajaran yang diikutinya, diantaranya adalah elektronika, teknik komunikasi dan juga teknik komputer. Atas prestasinya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Lee Kuan Yew. Penghargaan tersebut diberikan kepada lulusan terbaik dari Singapore Polytechnic.
Lelaki kelahiran 25 tahun lalu, tepatnya 24 Desember 1985 ini berasal dari keluarga sederhana di Tanjungpinang, pulau Bintan. Ayahnya merupakan seorang mekanik, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Pada saat ia menduduki bangku SMA, prestasinya bisa dibilang biasa” saja. Ia bahkan sempat terpuruk pada saat Ujian Nasional.
Mengenai kegagalannya tersebut, ia sempat berkata:
“Saya adalah kapten tim basket sekolah waktu itu dan sering mengabaikan pelajaran. Saya melihat bagaimana orang tua saya kecewa. Dalam tahun itu juga, ayah saya terluka dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya dan sampai sekarang saya percaya saya yang menyebabkannya. Dia terganggu karena dia tertekan oleh hasil sekolah saya yang buruk. “
Untuk menebus kegagalannya, sekaligus untuk membuat orang tuanya bangga, ia mengikuti ujian persamaan tingkat GCE-O level di Singapura dan mencetak tujuh poin.
Di Polytechnic Singapore, ia berhasil meraih banyak prestasi, antara lain The Institution of Engineers Singapore Prize, Alfred Robert Edis Prize, Shell Merit Award. Selain itu, dia bersama teman-temannya membuat sebuah tim yang terdiri dari robot dengan tinggi 1,3 meter. Tim robot tersebut berhasil meraih juara kedua dalam 2010 RoboCup Soccer Humanoid Adult-Size Category.
Pada tahun 2010, ia diterima di Harvard di jurusan liberal arts and sciences. Ia juga mendapat beasiswa dari Ivy League University.
Mengenai keberhasilan yang sudah diraihnya ini, ia berkata:
“Saya senang saya tidak menyerah ketika saya tidak melakukan dengan baik dalam ujian saya sewaktu SMA. Jika saya menyerah, saya tidak akan mampu mengejar mimpi saya sekarang.”
Subscribe to:
Posts (Atom)
Memahami Pentingnya Asuransi Perjalanan: Perlindungan Tak Tertandingi untuk Petualangan Anda
Ketika berbicara tentang petualangan dan perjalanan, tidak ada yang dapat menggantikan kegembiraan dan kepuasan menjelajahi dunia yang luas....
-
Kevin Winata (lahir tahun 1991) adalah peraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Internasional 2008 dan Olimpiade Fisika Asia 2008. Anak...
-
Bruce Lee adalah sosok manusia luar biasa. Ia pemberani, pendobrak, idealis, seniman, otodidak, inovator, juga seseorang yang sel...
-
Hello sobat muda yang laki" dan perempuan sedunia raya ini khususnya yang tinggal di bumi dan di bawah langit hahaha... terlebih la...